Kelompok studi Indonesia di Surabaya pada bulan
November 1930 mengubah namany amenjadi PBI, yang berpusat di Surabaya. Rukun
tani yang di dirikan PBI mempunyai pengaruh yang besar di kalangan petani dan
berahasil meyakinkan perbaikan dan kesejahteraan petani lebih lebih pada masa
depresi ekonomi. Tetapi yang jelas PBI tidak pernah berhasi mengungguli
kelompok non koperasi yang berpengaruh di jawa barat dan jawa tengah. Akhirnya
setelah di lumpuhkannya gerakan non koperasi pada tahun 1930-an, mempercepat
perkembangan kerja sama PBI dan BU, dan kedua partai itu membentuk partai baru
yang di sebut dengan Parindra. Terbentuknya Parindra menyebabkan gerakan
Koperasi semakin kuat.
“Zaman Meleset” dan Krisis Pergerakan
03.29 |
Zaman “Meleset” yaitu sebuah istilah yang di gunakan
untuk menyebut terjadinya malaise/depresi ekonomi yang melanda Negara negara
industry dan non industry pada tahun 1929 yang berlangsung beberapa tahun,
Indonesia juga terpengaruh depresi ini , baik kehidupan ekonomi rakyat maupun
kehidupan politik. Penderitaan dan kemiskinan rakyat meluas sampai jauh di
bawah subsistensi, sehingga di pandang tidak manusiawi lagi, sedangka para
pemimpin pergerakan di jauhkan dari pendukungnya. Mereka di kanakan larangan
bicara, di buang ke lauar jawa atau ke pengasingan yang sulit kembali memimpin
massanya.
Pada tahun 1929 , perekonomian Eropa dan AS menalami
depresi hebat yang menjalar ke Negara negara lain. Inilah yang menyebabkan
perusahaan perusahaan , bank bank ambruk dan tutup sehingga berdampak semakin
meningkatnya pengangguran. Dengan perkonomian dunia yang demikian , Indonesia
tidak lepas dari dampaknya, perekonomian Indonesia ambruk pula.
Ahmadiyah
03.28 |
Didirdikan oleh Mizra Wali
Ahmad berdiri pada September 1929. Organisasi ini mendasarkan pada Qur’an
sebagai kitab suci yang menjadi sumber dan arah hidup terbaik. Adanya kepercayaan bahwa Muhammad adalah nabi
terakhir dan manisia harus mengikuti contoh perbuatannya, dan mengakui adnya
pembaharuan (Mujahhid) setelah Nabi Muhammad, Mihrad Mihzra Ehulan Ahmad adalah
seorang Mujahhid.
Emansipasi Wanita dan Nasionalisme
03.27 |
Diantara anak
anak Indonesia yang mendapatkan kesempatan belajar adalah anak laki laki. Mulai
pengajaran itu di maksudkan agar mereka mendapatkan kedudukan social yang lebih
tinggi dan lebih baik. Keadaan wanita pada saat itu masih dalam keadaan
konservatisme dan sangat terikat oleh adat. Penajaran di sekolah sekolah hanya
di peruntukan oleh kaum laki laki, sedangkan anak anak wanita hanya mendapatkan
pendidikan di rumah/ lingkungan keluaraga dan pendidikan yang di perolehnya
tidak lebih dari persiapan untuk menjadi calon seorang ibu yang baik, memasak,
menjahit dan membatik merupakan sebagian besar kegiatan anak anak permpuan.
Emansipasi yang terkandung dalam benak wanita pada saat itu adalah kwinginan
untuk mendapatkan persamaan hak dan terbebas dari kungkungan adat. Kemudian
perjuangan untuk memperoleh itu semua dipelopori oleh R.A kKartini (1879 -
1904), dia menyerukan agar bangsa Indonesia di beri pendidikan, khususnya
kepada wanita Indonesia, karena mereka yang memikul tugas suci. Kunci gerakan
emansipasi yang dipelopori oleh Kartini adalah idealism yang tinggi dan suci
terhadap bangsanya dan kunci kemajuan wanita dalam kombinasi pendidikan barat
dan kebudayaan timur.
Pangeran Diponegoro
03.25 |
Pangeran Diponegoro lahir pada 1785. Ia putra
tertua dari Sultan Hamengkubuwono III (1811 – 1814). Ibunya, Raden Ayu
Mangkarawati, keturunan Kyai Agung Prampelan, ulama yang sangat disegani
di masa Panembahan Senapati mendirikan kerajaan Mataram. Bila ditarik
lebih jauh lagi, silsilahnya sampai pada Sunan Ampel Denta, seorang wali
Sanga dari Jawa Timur. Dalam bukunya, Dakwah Dinasti Mataram, Dalam Perang Dipnegoro, Kyai Mojo dan Perang Sabil Sentot Ali Basah, Heru
Basuki menhyebutkan, bahwa saat masih kanak-kanak, Diponegoro diramal
oleh buyutnya, Sultan Hamengkubuwono I, bahwa ia akan menjadi pahlawan
besar yang merusak orang kafir. Heru Basuki mengutip cerita itu dari
Louw, P.J.F – S Hage – M nijhoff, Eerstee Deel Tweede deel 1897, Derde
deel 1904, De Java Oorlog Van 1825 – 1830 door, hal. 89.
Suasana
kraton yang penuh intrik dan kemerosotan moral akibat pengaruh Belanda,
tidak kondusif untuk pendidikan dan akhlak Diponegoro kecil yang
bernama Pangeran Ontowiryo. Karena itu, sang Ibu mengirimnya ke
Tegalrejo untuk diasuh neneknya, Ratu Ageng di lingkungan
pesantren. Sejak kecil, Ontowiryo terbiasa bergaul dengan para petani di
sekitarnya, menanam dan menuai padi. Selain itu ia juga kerap berkumpul
dengan para santri di pesantren Tegalrejo, menyamar sebagai orang biasa
dengan berpakaian wulung.
Periode Nasionalisme Bertahan
03.51 |
Gerakan kebangsaan sudah lebih moderat dan memakai strategi dengan penuh pertimbangan. Periode ini ditandai dengan sikap penjajah yang semakin reaktif. Gerakan kebangsaan memilih strategi bertahan sambil menunggu kesempatan untuk dapat merealisasikan tujuan. Contoh organisasi yang terkenal adalah Partai Indonesia Raya (Parindra), Gabungan Politik Indonesia (GAPI), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindro), dan Fraksi Nasional.
Gagasan Persatuan dan Kesatuan Bangsa serta Terbentuknya Identitas Kebangsaan Indonesia
Persatuan dan kesatuan semakin didasari oleh bangsa Indonesia sangat pentng untuk membebaskan diri dari cengkeraman bangsa Barat. Gagasan untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa lahir dari tokoh-tokoh pergerakan nasional diantaranya melalui PPPKI, Kongres Pemuda, Parindra, MIAI, dan GAPI.
Masuknya Pengaruh Komunisme ke dalam Sarekat Islam
03.49 |
SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah mencoba menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di dalam masyarakat Indonesia melainkan diimpor dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya kurang berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.
Dengan usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-komunisme.
Langganan:
Postingan (Atom)